Jumat, 09 Desember 2011

Hamba dan Syukur

Bersyukur artinya seseorang memuji Allah Ta'ala yang telah memberikan kenikmatan kepadanya. Baik berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan, anak, istri dan lain sebagainya. Atau yang berupa kenikmatan rohani seperti iman, islam, petunjuk, ilmu yang bermanfaat, rasa senang, lapang dada, hati yang tenang dan lain sebagainya.
Imam Ghazali dalam kitab Ihya-nya menerangkan bahwa kalimat syukur
“ALHAMDULILLAH”
menempati tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan kalimat tahlil “LAA ILAAHA ILLALLAH” (menunjukkan pertauhidan) dan tasbih “SUBHANALLAH” (menunjukkan pengkudusan). Keutamaan kalimat tahmi ini, demikian Imam Ghazali, karena ia tidak hanya mengandung makna pengkudusan terhadap Alloh, melainkan juga memiliki makna pentauhidan dan di dalamnya berkumpul kemampuan bekerja yang sempurna. Rosulullah bersabda,“Barang siapa mengatakan ‘subhanallah’, ia mendapat sepuluh kebaikan. Barang siapa mengatakan ‘laa ilaaha illallah’., maka ia mendapatkan sua puluh kebaikan, dan barang siapa mengucapkan,’alhamdulillah’, maka ia mendapatkan tiga puluh kebaikan.
tapi kebaikan tersebut tidak dapat di gapai hanya dengan menggerakkan lidah semata, tapi juga harus diikuti dengan gerakan hati dan tangan
. Untuk itu, Imam Ghazali menyusun hakikat syukur ke dalam 3 perkara, yaitu: ilmu, Keadaan dan amal.Ilmu berarti mengerti dan menyadari nikmat dari pemberi nikmat. Sedangkan keadaan adalah kegemberiaan yang terjadi saat nikmat itu diterima. Lalu amal berarti tindakan untuk melaksanakan apa yang menjadi keinginan Si Pemberi Nikmat dan apa-apa yang Dia cintai. Bersyukur hendaklah diawali dengan penuh betapa besar nikmat dan anugrah-Nya. Bahwa nikmat itu datangnya hanya dari Alloh SWT, Sang pemberi nikmat Hakiki, sedangkan yang lain-lain hanya perantara yang tidak berartijika ditinjau dari sudut Tuhan sendiri. Alloh pernah mewahyukan kepada Nabi Daud as;“Kalau engkau telah menyadari bahwa apa yang engkau nikmati bersumber dari-Ku, maka engkau telah mensyukuri-Ku”.

 Syukur ada 3 macam :
- Syukur hati dengan merenungkan anugerah yang diberikan.
- Syukur lidah dengan memuji Sang Pemberi. dan
- Syukur anggota tubuh dengan memperhatikan ni’mat sebagaimana ni’mat itu patut diperhatikan (yaitu diakui dan dipergunakan untuk tujuan yang sesuai dengan nikmat itu / digunakan untuk hal-hal yang tidak maksiat).
Kedudukan syukur dalam Hadits :
Diriwayatkan dengan sanad dari Abu Abdillah sa. Bahwa beliau bersabda :
“Rasulullah saw bersabda, orang yang menyantap makanan dengan rasa syukurdia akan diberi pahala seperti orang berpuasa yang menjaga dirinya; orang sehat yang mensyukuri kesehatannya akan diberi pahala seperti orang yang menanggung penderitaan dengan sabar; dan orang yang member dengan rasa syukur akan mendapat pahala seperti orang yang menanggung kerugian, tetapi tetap menjaga diri”.
Dari Abu Abdillah sa. Berkata ,”siapa saja yang berpegang pada 3 perkara ini tidak akan mendapat petaka : (1)Berdo’a saat dalam kesulitan; (2)Meminta ampun saat berbuat dosa; dan (3)Bersyukur saat menerima anugerah.”

 Abu Abdillah berkata,” Sesungguhnya ada orang diantara kalian yang meminum air, lalu Allah memberinya surga.” Kemudian beliau berkata lagi,”Sesungguhnya orang yang mengambil bejana berisi air,menempelkannya kemulut dan menyebut nama Allah SWT, baru kemudian meminum airnya, lalu dia menjauhkan air itu, padahal dia masih menghendakinya,kemudian memuji Allah lagi dan meminumnya, lalu menghentikan minumnya dan memuji Allah, Maka Allah SWT pasti akan memasukkannya kedalam surga.”
Abu Abdillah sa. Bersabda ,”Mensyukuri nikmat ialah menghindari hal-hal yang telah diharamkan Allah, dan melaksanakan syukur cukup dengan ucapan : Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam)”.

10 Wasiat Untuk Para Penuntut Ilmu
Disarikan dari tulisan DR. Husein Syahatah

1. Bertaqwalah kepada Allah, ikhlaskan niat. Niscaya akan Dia ajarkan apa yang tidak kamu ketahui dan akan Dia mudahkan bagimi jalan menuju kesuksesan. firmanNya dalam QS. 2: 282 (…dan bertaqwalah kamu kepada Allah dan Allah akan mengajarkanmu…).
2. Berhiaslah dengan akhlak mulia, diantaranya; keshalihan, kerendahan hati, kesabaran dan bersungguh-sungguh. Allah berfirman (… dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya dia bersungguh-sungguh untuk dirinya sendiri…)
3. Perbaikilah hubungan dengan teman dan guru. Mennguatkan ikatan cinta dan ukhuwah serta kerjasama; ini adalah diantara kunci kesuksesan.
4. Tentukan tujuan, rancang waktru dan atur cara belajar (buat jadwal), ini dapat membantu keberhasilan anda. Allah berfirman dalam QS. 54: 49 (…sesungguhya kami ciptakan segala sesuatu menurut ukurannya…), dan dalam hadist " …ikatlah untamu dan tawakkallah…".
5. Tekunlah dalam belajar, gunakan cara yang efektif agar anda selalu menjadi yang terdepan, cerdas dan kreatif. Firman Allah dalam QS. 16: 128 (…sesungguhya Allah beserta orang yang bertaqwa dan berbuat ihsan…), dalam hadist " hikmah itu adalah barang hilang milik orang muslim, maka dimana saja ia ditemukan dialah yang berhak mendapatkannya ".
6. Semangatlah untuk hadir di muhadharah dan majelis ilmu. Itu adalah diantara cara untuk mendapatkan pemahaman yang benar, hasil yang cepat dan jawaban yang tepat. Rasulullah mengatakan tentang keutamaan majelis ilmu diantaranya; senantiasa dinaungi oleh sayap malaikat, diliputi rahmat dan diturunkan ketenangan didalamnya (HR. Muslim).
7. Istirahatkan diri anda, perhatikan masalah kesehatan. Hal ini akan memperbaharui semangat untuyk kembali produktif (QS. Thaha: 1-2 dan QS. Al-A'raf: 32) dan dalam hadist " sesungguhnya ada hak untuk diri kalian, ada hak untuk tubuh kalian, maka berikanlah hak itu sesuai porsinya ".
8. Bersamalah dengan orang-orang shalih dan jauhi bergaul dengan orang-orang fasik, karena hal tersebut akan lebih membantu anda untuk taat dan taqwa kepada Allah, belajar efektif dan hasil yang bak serta kesuksesan yang besar. Firman Allah dalam QS. 4 : 69 (…dan orang-orang shalih, mereka itulah sebaik-baik teman), dalam hadist " seseorang itu mengikut dien saudaranya, maka lihatlah dengan siapa dia berkawan ".
9. Percayalah pada diri sendiri, berzikirlah kepada Allah dan mohonlah perlindunganNya dari godaan syetan. Sesungguhnya hati yang gundah tidak dapat menuntun pemiliknya pada petunjuk,tangan yang bergetar tidak akan baik dalam bekerja dan pikiran yang bercabang tidak akan bain dalam mengatur. Allah berfirman dalam QS. 13 : 28 (…orang-orang yang berima dan hati mereka mebjadi tewntram dengan mengingat Allah…)
10. Kurangi ketakutan dalam menghadapi ujian, asahlah kecepatan tulisan, tawakkallah kepada Allah da perbanyak dzikrullah, karea itu akan mendatangkan taufiq dalam ujian (QS. 7: 205), dan dalam hadist " tidak ada seorang muslim dimuka bumi ini yang berdoa kecuali akan dikabulkan oleh Allah atau dipalingkan darinya keburukan selama tidak berdoa dengan sesuatu yang mengandung dosa atau memutuskan silaturrahmi " (HR. Turmidzi).

Bersyukur merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman, sebagaimana firman Allah Ta'ala ::

فاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْنِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنِ
“Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepadaKu dan jangan kamu kufur (ingkar)”. (QS. Al Baqarah : 152)
* Orang yang beriman diharuskan menyebut-nyebut nikmat Allah yang telah dia dapatkan, karena menyebut-nyebut nikmat Allah termasuk ungkapan rasa syukur kepadaNya, firman Allah Ta'ala :
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (QS. Adh Dhuha : 11) 
Agar seseorang itu bisa menjadi hamba yang bersyukur maka hendaknya dia melihat kepada orang yang berada di bawahnya, yaitu dalam hal harta benda dan jasmani (bentuk badan). Adapun dalam hal ketaatan dan ibadah, maka hendaknya melihat orang yang berada di atasnya. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عليكم “Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau melihat orang yang berada di atasmu. Yang demikian ini (melihat ke bawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.”.” (HR. Muslim) WALLAAHU A’LAMU BISH SHOWAAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar