Peristiwa Saat Dijemput Kematian
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Ketika manusia
mengakhiri kehidupan dunianya dan mengawali kehidupan akhiratnya, digambarkan
padanya: harta, anak dan amalnya. Kemudian ia menoleh ke hartanya dan berkata: Demi
Allah, aku telah bersikap rakus terhadapmu dan kikir; sekarang apa yang bisa kamu lakukan untukku. Hartanya menjawab: ambillah
dariku untuk kain kafanmu. Kemudian ia menoleh ke anaknya sambil berkata: Demi
Allah, aku aku sangat mencintaimu dan memeliharamu; sekarang apa yang bisa kau
lakukan untukku? Anaknya menjawab: Kami akan mengantarkanmu sampai ke kuburmu.
Kemudian ia menoleh ke amalnya dan berkata: Demi Allah, aku telah bersikap
zuhud terhadapmu dan terbebani olehmu, sekarang apa yang dapat kamu lakukan
untukku? Amalnya menjawab: Aku akan menemanimu di kuburmu dan di mahsyarmu
sampai kau persembahkan aku pada Tuhanmu.
Setelah kematian tiba,
jika ia adalah kekasih Allah, maka datanglah kepadanya seorang tamu yang baunya
paling harum dari semua manusia, paling baik pandangannya, paling indah
pakaiannya, seraya ia berkata: “Berbahagialah kamu dengan ruh dari Allah,
bunga-bunga dan surga yang penuh dengan kenikmatan. Anda datang ke sini dengan
kehadiran yang baik.” Ia bertanya: Siapa kamu? Tamunya menjawab: aku adalah
amal baikmu, aku pergi dari dunia menuju ke surga.
Ia mengetahui siapa
saja yang memandikannya, yang membawa ke kuburnya dan menguburnya. Ketika ia
dimasukkan ke kuburnya, datanglah dua malaikat kepadanya. Mereka malaikat
penanya di alam kubur, mereka menghiasi rambutnya dan menuliskan giginya ke
bumi. Suaranya seperti kilat yang menyambar. Lalu mereka bertanya: Siapa
Tuhanmu ? Siapa Nabimu? Dan Apa agamamu? Ia menjawab : Allah Tuhanku,
Muhammad Nabiku, dan Islam adalah agamaku. Mereka berkata: Semoga Allah menguatkan
apa yang kamu cintai dan kamu ridhai.
Imam Ali (sa)
berkata : Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah swt : “Allah
meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan akhirat….” (S. Ibrahim : 27)
Kemudian mereka (malaikat)
meluaskan kuburnya sejauh pandangan matanya, dan membukakan untuknya pintu
surga, kemudian mereka berkata: Tidurlah dengan damai seperti tidurnya pemuda
yang mendapatkan kenikmatan. Imam Ali (sa) berkata : Inilah yang
dimaksudkan oleh firman Allah swt: “Penghuni-penghuni surga pada hari itu
paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.”
(Al-Furqan: 24)
Jika sang mayit itu
orang yang memusuhi Tuhannya, maka datanglah kepadanya seorang tamu, pakaiannya
paling jelek dari semua manusia, baunya paling busuk, sambil berkata :
Selamat datang untuk memasuki air yang mendidih dan api yang membara. Ia tahu
siapa saja yang memandikan tubuhnya, yang mengantarkan ke kuburnya dan
menguburnya.
Ketika ia dimasukkan
ke kuburnya, maka datanglah dua malaikat penanya dan bertanya kepadanya: Siapa
Tuhanmu? Siapa Nabimu ? dan apa agamamu? Ia menjawab : Aku tidak
tahu. Dua malaikat berkata: kamu tidak tahu atau kamu tidak mendapat petunjuk?
Kemudian mereka mencambuknya dengan batang besi atau dengan sesuatu yang
menakutkan pada semua makhluk Allah, kecuali jin dan manusia.
Lalu Dua malaikat itu
membukakan pintu neraka dan berkata kepadanya : Tidurlah dengan keadaan
yang paling buruk. Lalu ia ditempatkan di tempat yang sangat sempit seperti
gagang anak panah, sehingga otaknya keluar dari antara kuku dan dagingnya.
Allah mengumpulkan ia dengan ular-ular, kalajengking-kalajengking dan
serangga-serangga bumi. Binatang itu menggigitnya sampai Allah membangkitkannya
dari kuburnya, ia selalu berharap agar segera datangnya hari kiamat karena tak
sanggu menahan penderitaan yang menimpa dirinya.” (Tafsir Al-Mizan, jld 1, hlm
359-360)
Imam Ja’far Ash-Shadiq
(sa) berkata: “Jika seorang mukmin meninggal dunia, maka datanglah kepadanya:
Rasulullah, Ali, Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein (salamullahi ‘alayhim) bersama
para malaikat muqarrabin. Ketika Allah menggerakkan lisannya untuk bersaksi
kesesaan Allah, nubuwwah Rasulullah, dan wilayah Ahlul bait, maka Allah
menunjukkan hal itu kepada Rasulullah, Ali, Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein
(salamullahi ‘alayhim). Ketika tidak mengucapkan hal itu, Allah memberitahukan
kepada Rasulullah saw tentang keimanan dalam hatinya. Kemudian menunjukkan
kepada Ali, Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein.
Selanjutnya ia
dikumpulkan bersama mereka yang telah mendapatkan karunia yang paling utama,
dan para malaikat menyertai mereka. Ketika ia dihadapkan kepada Allah, Dia
membawa ruhnya ke surga, yang gambarannya seperti gambaran di dunia, di sana ia
makan dan minum. Ketika datang kepada mereka seorang tamu baru, ia mengenalnya
dengan gambaran seperti gambaran di dunia.” (Tafsir Al-Mizan, jld 1, hlm 361)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar